Manchester United Kembali Dipermalukan, Kali Ini Kekalahan Telak dari Bournemouth

Manchester United kembali dipermalukan. Musim baru, pelatih baru, tapi drama lama terus berulang buat Manchester United. Di bawah asuhan Ruben Amorim, yang baru didatangkan untuk menyelamatkan Setan Merah, mereka malah makin terpuruk. Kekalahan memalukan 0-3 dari Bournemouth di Old Trafford bikin fans makin nggak habis pikir: “Apa yang salah dengan klub ini?”

Amorim: “Sakit, Tapi Kita Harus Bangkit”

Ruben Amorim nggak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah pertandingan. Dalam wawancara pasca-laga, dia bilang:

“Ini bukan hasil yang bisa diterima. Kami harus bertanggung jawab, termasuk saya sebagai pelatih. Fans layak mendapatkan lebih dari ini.”

Amorim tahu betul bahwa kekalahan ini bikin posisinya mulai dipertanyakan, terutama karena ini adalah kekalahan ketiga dari enam laga Premier League musim ini.

Bournemouth: Mesin Penghancur yang Tak Terbendung

Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi dari Bournemouth. Mereka langsung menunjukkan niat menyerang dengan beberapa peluang berbahaya. United, di sisi lain, tampak gugup, terutama di lini belakang.

Gol pertama akhirnya lahir di menit ke-25. Dean Huijsen memanfaatkan kelengahan lini pertahanan United dalam situasi bola mati. Dari tendangan bebas yang dieksekusi sempurna, Huijsen melompat bebas di kotak penalti dan menanduk bola masuk ke gawang. Andre Onana hanya bisa terpaku melihat bola melesat ke jaring.

Setelah kebobolan, United mencoba bangkit. Bruno Fernandes jadi satu-satunya pemain yang benar-benar terlihat “hidup” di lapangan. Ia menciptakan beberapa peluang dari tendangan jarak jauh dan operan terobosan, tapi tak satu pun berhasil dikonversi jadi gol.

“Kami tahu mereka rapuh dalam situasi set piece, jadi kami manfaatkan itu,” kata Iraola setelah pertandingan.

Bournemouth memulai babak kedua dengan lebih agresif. Tekanan demi tekanan dari tim asuhan Andoni Iraola akhirnya membuahkan hasil dalam waktu singkat yang menghancurkan mental United.

  • Menit ke-50: Noussair Mazraoui, yang biasanya dikenal sebagai bek tangguh, malah membuat kesalahan fatal. Ia menjatuhkan Justin Kluivert di kotak penalti dengan tekel ceroboh. Kluivert sendiri yang maju sebagai eksekutor, dan dengan tenang mengecoh Onana untuk menggandakan keunggulan Bournemouth.
  • Menit ke-52: Tak sampai dua menit setelah gol penalti, Bournemouth kembali mencetak gol lewat serangan cepat. Operan satu-dua yang rapi memecah lini pertahanan United, membuat Antoine Semenyo bebas di depan gawang. Dengan tembakan keras, Semenyo menghujamkan bola ke gawang tanpa peluang bagi Onana untuk menyelamatkan.

Setelah gol ketiga, Ruben Amorim tampak putus asa di pinggir lapangan. Pergantian pemain dilakukan, termasuk memasukkan Mason Mount dan Rasmus Højlund, tapi dampaknya nihil. United gagal menciptakan peluang berbahaya hingga akhir pertandingan.

Mazraoui & Zirkzee Jadi Sasaran Kritik

Dua nama yang paling banyak disorot dari kekalahan ini adalah Noussair Mazraoui dan Joshua Zirkzee. Mazraoui, yang biasanya tenang, malah bikin pelanggaran konyol di kotak penalti pada Justin Kluivert. Dari situ, Kluivert sukses mencetak gol kedua lewat titik putih.

Beberapa detik kemudian, Antoine Semenyo melesakkan gol ketiga yang bikin Andre Onana cuma bisa pasrah.

Zirkzee? Striker muda ini tampak kehilangan arah sepanjang pertandingan. Alih-alih jadi ancaman, dia malah sering kehilangan bola di area vital.

Kekalahan ini bukan cuma soal hasil, tapi juga cara mereka kalah. Dari kelemahan di set piece hingga komunikasi yang kacau di lini pertahanan, United terlihat seperti tim yang masih mencari jati diri.

“Kami butuh waktu untuk memahami filosofi pelatih baru, tapi hasil seperti ini sulit diterima,” ujar Bruno Fernandes, yang tampak frustrasi saat diwawancarai.

Media sosial langsung banjir kritik dari fans United. Tagar seperti #AmorimOut dan #GlazersStillIn muncul, menunjukkan ketidakpuasan fans terhadap semua aspek klub, mulai dari manajemen hingga performa pemain.

Leave a Reply